Inilah Saya bagi keluarga dan kontribusi yang telah, sedang dan akan saya berikan untuk Indonesia.
Ada sebuah pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang,
tak sayang maka tak cinta. Bagaimana mungkin Anda bisa mencintai saya kalau
Anda belum mengenal saya? Perkenalkan nama saya Maya Komaraini terlahir dari
pasangan yang tangguh pada tanggal 14 Febuari 1997 silam. Saat ini aktivitas
saya sebagai mahasiswi di kampus Politeknik Negeri Jakarta jurusan Akuntansi
dan dengan kesadaran penuh saya memilih program studi atau konsentrasi Keuangan
dan Perbankan Syariah dimana saat ini saya sedang menjalani semester ke-5 saya
di kampus tercinta. Selain menimba ilmu akademis di kelas, saya mengisi
keseharian saya di kampus dengan berorganisasi. Sudah 2 tahun ini saya fokus
belajar menjadi legislator kampus yang terasa dekat dan penuh manfaat bagi
Ikatan Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Bukan berarti dengan saya
memilih menjadi legislator kampus mempersempit ruang gerak saya untuk terjun
langsung ke depan Istana Negara guna menyuarakan hak rakyat kecil.
Ketika ada yang bertanya kontribusi apa yang telah, sedang
dan akan saya berikan untuk Indonesia?
Saya akan menjawab, saya telah berusaha semampu saya mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan prestasi akademik maupun non akademik sebagaimana janji saya sebagai seorang pelajar yang saya lafalkan setiap upacara pagi hari di sekolah kemudian saya camkan dalam hati agar saya bisa menjadi pelajar yang berprestasi hingga mengharumkan nama almamater dan bangsa, tidak terlibat dalam kenakalan remaja justru menjadi agen perubahan remaja melalui organisasi Rohani Islam yang saya ikuti dan Pusat Informasi Konseling Remaja pada masa itu. Dan kini setelah menjadi mahasiswi saya membuka mata dan telinga saya lebar-lebar untuk lebih peka dengan lingkungan saya sehingga saya mampu menerapkan ilmu yang saya peroleh selama masa perkuliahan ini khususnya bidang keuangan syariah. Ada rasa yang berkecamuk di dada ketika harus menelan pahitnya pil riba yang masih leluasa berlenggang-kangkung di lingkungan saya. Rakyat-rakyat kecil sekalipun tidak dapat membendung kebutuhan hidupnya sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka harus meminjam sejumlah uang kepada rentenir dan menggantinya dengan bunga 5% per bulan. Bahkan kalau saya harus menjelaskan betapa kejamnya para rentenir menambah jumlah bunga setiap bulannya apabila belum mampu membayar pokoknya hingga lunas tidak akan ada habisnya air mata yang menetes disebabkan terlambatnya saya memberikan pencerdasan kepada masyarakat bahwa dunia perbankan bukanlah hal yang mengerikan dibandingkan para rentenir itu.
Saya akan menjawab, saya telah berusaha semampu saya mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan prestasi akademik maupun non akademik sebagaimana janji saya sebagai seorang pelajar yang saya lafalkan setiap upacara pagi hari di sekolah kemudian saya camkan dalam hati agar saya bisa menjadi pelajar yang berprestasi hingga mengharumkan nama almamater dan bangsa, tidak terlibat dalam kenakalan remaja justru menjadi agen perubahan remaja melalui organisasi Rohani Islam yang saya ikuti dan Pusat Informasi Konseling Remaja pada masa itu. Dan kini setelah menjadi mahasiswi saya membuka mata dan telinga saya lebar-lebar untuk lebih peka dengan lingkungan saya sehingga saya mampu menerapkan ilmu yang saya peroleh selama masa perkuliahan ini khususnya bidang keuangan syariah. Ada rasa yang berkecamuk di dada ketika harus menelan pahitnya pil riba yang masih leluasa berlenggang-kangkung di lingkungan saya. Rakyat-rakyat kecil sekalipun tidak dapat membendung kebutuhan hidupnya sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka harus meminjam sejumlah uang kepada rentenir dan menggantinya dengan bunga 5% per bulan. Bahkan kalau saya harus menjelaskan betapa kejamnya para rentenir menambah jumlah bunga setiap bulannya apabila belum mampu membayar pokoknya hingga lunas tidak akan ada habisnya air mata yang menetes disebabkan terlambatnya saya memberikan pencerdasan kepada masyarakat bahwa dunia perbankan bukanlah hal yang mengerikan dibandingkan para rentenir itu.
Disamping itu, saat ini saya selalu berupaya dan terus
berjuang menyambung suara rakyat kecil yang menderita akibat kebijakan pemerintah.
Dalam kasus reklamasi misalnya, saya paham betul bahwa kondisi perekonomian
Indonesia saat ini mengalami peningkatan hingga 4,7% yang disebabkan karena
banyaknya jumlah investasi asing yang masuk ke Indonesia, reklamasi teluk
jakarta salah satu contohnya. Sebagai ekonom moderat tentu saja peluang harus
dimanfaatkan segera, pembangunan harus diselesaikan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya agar grand design teluk jakarta menjadi lalu lintas
perekonomian dapat terwujud dan pundi-pundi rupiah bisa masuk ke dalam kas
negara secepatnya. Akan tetapi, tidakkah kita masih punya hati nurani? Lihatlah
disana petani kehilangan rumahnya, lautnya, satu-satunya sumber mata
pencaharian mereka untuk kebutuhan konsumsinya dan keluarganya. Dan bila kita
kaitkan dengan konstitusi negara, proyek reklamasi ini jelas-jelas cacat hukum
dikarenakan tidak lolos AMDAL. Apakah kita rela apabila Ibukota kita tercinta
ini raib di makan air bah akibat reklamasi yang dilakukan secara besar-besaran
namun tidak di sikapi dengan bijak?
Dengan melihat kondisi Indonesia yang seperti ini saya makin
yakin, Indonesia membutuhkan kontribusi lebih dari saya. Dalam jangka dekat
saya akan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan prestasi akademis
saya di kelas dimulai dari merumuskan judul skripsi di semester 5 ini sesuai
dengan permasalahan yang di hadapi masyarakat agar skripsi yang saya buat dapat
diaplikasikan secara mudah dan terasa kebermanfaatannya oleh bangsa ini. Menguatkan
pundak saya sebagai perwakilan mahasiswa di kampus, menjalankan amanah yang
saya emban dengan sebaik-baik nya demi kesejahteraan Ikatan Keluarga Mahasiswa
Politeknik Negeri Jakarta dengan cara mengoptimalkan ruang-ruang penyampaian
informasi media cetak maupun elektronik agar informasi yang beredar luas di
lingkungan kampus PNJ dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Selanjutnya sebagai
bentuk latihan saya untuk terjun ke dunia pasca kampus, saya siap menjadi
mahasiswi yang tidak kenal lelah mengawal kebijakan pemerintah bagi rakyatnya.
Saya siap kuliah di jalan demi menyambung aspirasi rakyat. Dan untuk jangka
panjang, saya mempersiapkan diri saya menjadi wanita yang memenuhi 10
Muwashafat Muslim guna mencetak generasi terbaik bumi pertiwi.
Komentar
Posting Komentar